Rabu, 02 Desember 2009

In Memorian Ucok AKA Harahap



Penggemar Musik Rock Indonesia, artikel ini ditulis kurang lebih setahun yang lalu di saat Alm masih eksis di Blantika Musik Rock Indonesia, semoga tulisan ini sebagai spirit & inspirasi untuk mengenang seorang Legenda Rocker Indonesia, Ucok AKA Harahap.

Ucok AKA Harahap Masih Ngerock di Usia Kepala Enam

Penggemar musik rock tanah air era akhir 1960-an sampai awal 1970-an pasti tahu AKA. Grup yang namanya merupakan kependekan dari Apotik Kali Asin itu dibentuk pada 23 Mei 1967 dengan personel Ucok Harahap (vokal/keyboard), Arthur Kaunang (bas/vokal), Sonata Tanjung (gitar/biola/vokal), dan Syech Abidin (drum/vokal).

Di antara empat orang tersebut, salah seorang yang masih bertahan di dunia musik adalah Ucok. Usianya sekarang sudah menginjak angka 68 tahun. Tapi, kesetiaannya pada dunia rock tetap terjaga di hati.

Tidak hanya berada di belakang layar dengan menciptakan lagu. Ucok sampai kini masih sering manggung. Saat ini, dia tergabung dalam dua grup. Yakni, Therapy Rock Band dan Sweet.

''Kalau Therapy, aliran musiknya keras seperti membawakan lagu-lagu Led Zeppelin dan Deep Purple. Sementara Sweet adalah slow rock dengan lagu-lagu Bee Gees dan Scorpion,'' ujar Ucok yang ditemui di rumahnya di kawasan Pagesangan kemarin (9/12).

Dan jangan kira dua grup itu sepi order. Tidak ada bulan yang terlewat tanpa undangan tampil. ''Lokasinya masih di Pulau Jawa,'' ungkap pria yang sempat membentuk grup Duo Kribo dengan Ahmad Albar tersebut.

Ucok mengaku tidak bisa meninggalkan musik. Bahkan, dia mengaku bakal stres jika pensiun dari olah tarik suara. Karena itu, meski tidak sampai bisa menggelar konser besar seperti zaman keemasan grupnya, dia tetap berkecimpung dalam dunia yang telah membesarkan namanya tersebut.

''Saya sudah mempersiapkan sekolah musik, rental studio, dan perusahaan rekamaan. Itu akan menjadi penerus kegiatan saya setelah tidak manggung,'' tuturnya.

Secara penampilan, pemilik nama asli Andalas Datoe Oloan Harahap tersebut juga mempertahankan aksesorinya sebagai rocker. Rambutnya tetap terurai panjang, meski tidak kribo lagi. Di telinga kanan-kirinya terpasang beberapa giwang. ''Saya merasa inilah saya. Meskipun, banyak yang mengatakan saya sudah tua tidak layak dengan penampilan seperti ini,'' katanya.

Bahkan, dia berusaha memiliki penampilan yang berbeda dari yang lain dalam setiap konser. Dengan gaya begitu, Ucok mengaku lebih percaya diri di hadapan banyak orang. ''Saya berprinsip, gaya berbaju atau penampilan di panggung jangan sama dengan penonton. Karena itu, saya sangat heran kalau ada grup band yang tidak memperhatikan penampilannya,'' tegasnya.

Ketika di panggung, gaya Ucok terbilang nyentrik, kalau tidak mau disebut agak sinting. Bukan hal baru melihat Ucok menyanyi sambil bergelantungan terbalik di ketinggian 10 meter, jumpalitan jungkir balik seperti seorang atlet senam, sampai membawa peti mati.

Konsep seperti itu memang telah direncanakan sebagai sebuah hiburan tersendiri bagi para penonton. Itu meniru komposisi entertainment panggung AKA. Yakni, dalam konser, 60 persen adalah suara dan 40 persen visual. ''Jadi, kita harus mempertontonkan peforma yang teatrikal,'' ungkap pria yang enggan bercerita tentang kehidupan cinta dan rumah tangganya tersebut.

Dengan gaya panggung yang gila-gilaan membuat banyak orang menganggap Ucok dalam keadaan tidak sadar saat unjuk penampilan seperti itu. Akibatnya, vokalis yang merangkap sebagai pemain kibor itu sering dituduh menggunakan alkohol atau obat-obatan terlarang sebelum tampil. Namun, itu semua dibantah keras oleh Ucok. "Hingga sekarang, saya tidak pernah merasakan namanya alkohol atau yang lain," ujarnya.

Pria berambut panjang itu menambahkan jika saat muda menggunakan zat-zat racun itu, sudah pasti dia tidak akan bisa menjaga peforma penampilannya sampai sekarang. "Saya dulunya juga asisten apoteker jadi tahu keburukan obat-obat itu untuk tubuh kita," ujarnya.

Ucok adalah anak apoteker Ismail Harahap yang merupakan pemilik Apotik Kali Asin. Sebelum menjadi punggawa AKA, Ucok membantu sang ayah. Dia menegaskan jika, berada di panggung dirinya seperti kehilangan kontrol dirinya. Karena itu, Ucok sering melakukan tindakan di luar kesadarannya. "Seperti orang kesurupan. Kalau sudah selesai baru terasa. Badan terasa sakit semua dan pasti ada yang keseleo," ungkapnya.

Tampil di panggung pada usia kepala enam seperti sekarang, Ucok mengaku tak mengalami kesulitan berarti. Staminanya masih terjaga, membuat dirinya masih sanggup beratraksi maksimal tiap kali show. ''Nggak ada bedanya. Saya masih sekuat dua puluh tahun lalu,'' ujarnya bangga.